jilbaber - Bemby Benarti gadis cantik 21 tahun menceritakan mulai mengenakan hijab sejak tanggal 27 November 2010 tepat diusianya yang ke 19 tahun. Awal berhijab, salah satu keingginan yaitu karena kedua orang tua saya yang sedang menjalankan ibadah haji.
Saat itu, sempat berpikir "Masa orang tua sudah berhaji, anak tidak berhijab?". Mungkin kedengarannya seperti terpaksa, tapi Subhanallah semakin lama dengan berhijab semakin membukakan hati dan pikiran saya bahwa hijab adalah kewajiban setiap muslimah kepada Allah, bukan karena orangtua atau siapapun.
Seiring berjalannya waktu, alumni Akuntansi kampus Politeknik Negeri Bandung ini sangat menyadari bahwa dengan berhijab (berpenampilan) dahulu, sedikit demi sedikit hati, sikap dan ucapan saya pun lebih bisa terkontrol. Sering mendengar orang bilang, "hijabkan dulu hati, perilaku, dan ucapan kita, baru kita berhijab (penampilan)". Akan tetapi dia lebih setuju dengan pernyataan bahwa
Pendapat boleh berbeda. (It's just sharing). Tetapi dengan adanya World Muslimah yang merupakan ajang bagi para muslimah sedunia, semakin meyakinkan saya bahwa pendapat seorang teman saya itu salah. Diajang ini, begitu banyak wanita berhijab yang pintar, fashionable, bahkan sukses dalam karirnya. Bagi saya Hijab merupakan awal dari ketakwaan kita (muslimah) kepada Allah, karena Hijab adalah kewajiban setiap muslimah, sehingga tidak perlu menunggu kata siap untuk berhijab. "I'm a muslimah. I won't give up my hijab for anything. Hijab is my pride."
Saat itu, sempat berpikir "Masa orang tua sudah berhaji, anak tidak berhijab?". Mungkin kedengarannya seperti terpaksa, tapi Subhanallah semakin lama dengan berhijab semakin membukakan hati dan pikiran saya bahwa hijab adalah kewajiban setiap muslimah kepada Allah, bukan karena orangtua atau siapapun.
Seiring berjalannya waktu, alumni Akuntansi kampus Politeknik Negeri Bandung ini sangat menyadari bahwa dengan berhijab (berpenampilan) dahulu, sedikit demi sedikit hati, sikap dan ucapan saya pun lebih bisa terkontrol. Sering mendengar orang bilang, "hijabkan dulu hati, perilaku, dan ucapan kita, baru kita berhijab (penampilan)". Akan tetapi dia lebih setuju dengan pernyataan bahwa
"Hijab (penampilan) dulu, kemudian hati, sikap, dan ucapan kita tanpa kita sadari akan berhijab juga".Hijab juga bukanlah penghalang bagi seorang wanita untuk berkarir, mengembangkan bakat, bahkan berfashion. Seorang teman bertanya: "kalau nanti kamu dapat kerjaan yang menjanjikan dengan syarat kamu harus lepas hijab, gimana?" Saya memilih tidak mengambil pekerjaan itu dengan alasan rezeki Allah yang atur. Insha Allah, bukan ditempat itu saya berkarir. Teman yg bertanya lalu berpendapat bahwa dia akan melepas hijabnya dan mengambil pekerjaan itu. Dia tidak ingin melepaskan kesempatan, karena kesempatan tidak datang 2x (tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai umat Islam: shalat, mengaji, dll).
Pendapat boleh berbeda. (It's just sharing). Tetapi dengan adanya World Muslimah yang merupakan ajang bagi para muslimah sedunia, semakin meyakinkan saya bahwa pendapat seorang teman saya itu salah. Diajang ini, begitu banyak wanita berhijab yang pintar, fashionable, bahkan sukses dalam karirnya. Bagi saya Hijab merupakan awal dari ketakwaan kita (muslimah) kepada Allah, karena Hijab adalah kewajiban setiap muslimah, sehingga tidak perlu menunggu kata siap untuk berhijab. "I'm a muslimah. I won't give up my hijab for anything. Hijab is my pride."
0 Response to "Hijabkan Fisik, Hatikan Akan Mengikuti"
Post a Comment